Gempita Hari Guru Bahasa Prancis Sedunia di Indonesia Bersama PPPSI-APFI


Abdul Wahab Dai,

Pengajar Bahasa Prancis

Pekan ini, Jumat, 25 Februari 2021, segenap pengajar bahasa Prancis di seantero planet Bumi merayakan hari besar mereka: Hari Pengajar Bahasa Prancis Sejagat. Mereka berbilang kaum, dari ras kulit putih hingga kulit berwarna, dari Kaukasoid, Negroid, Mongoloid, hingga Melanesoid. Berbilang bangsa: bangsa Barat, bangsa Timur Dekat, bangsa Timur Tengah hingga bangsa Timur Jauh.


Mereka di bandar-bandar dan kota-kota besar dunia hingga mereka yang bermukim di punggung-punggung pegunungan. Mereka dari berbilang keyakinan, dari penganut agama langit hingga penganut agama bumi atau mungkin mereka yang ateis. 


Bahasa Prancis mempersatukan mereka dalam apa yang disebut sebagai nilai-nilai Frankofoni. Renjana dan cinta akan bahasa Prancis mempersatukan mereka dari peradaban yang berbeda, keyakinan dan orientasi politik yang heterogen. Dari negeri kapitalis hingga sosialis, dari republik, kerajaan, kekaisaran, dari seberang Atlantik hingga pesisir Lautan Hindia dan melintasi Lautan Teduh, semua tak berbatas dalam “kecintaaan” akan bahasa Prancis, sebagai frankofil.


Di dalam negeri kita, posisi bahasa asing yang sesekali dituduh sebagai bahasa kafir ini tidak membuat para pengajar bahasa Prancis se-Nusantara untuk lelah mengajarkan bahasa ini kepada anak didik kita yang akan memegang kendali bangsa ini di masa depan. 




***

Pada tingkat nasional Indonesia, para pengajar bahasa Prancis pada berbagai level (dosen bahasa Prancis, guru bahasa Prancis, instruktur bahasa Prancis) yang tergabung dalam Perhimpunan Pengajar Prancis Seluruh Indonesia (PPPSI-APFI), Kamis, 25 November 2021 ini sebagaimana lazimnya saban tahun, turut bersukacita merayakan Hari Guru Bahasa Prancis Antarbangsa. 


Chyntia Eid (Kanada), Ketua Federasi Guru Bahasa Prancis Internasional (FIPF) dalam pidato videonya yang ditayangkan ke komunitas pengajar bahasa Prancis global mengatakan,”Bersama para pengajar bahasa Prancis dari seluruh dunia, kami mengajak Anda untuk berkolaborasi bersama dan membagikan pendapat Anda kepada komunitas internasional, dimana Anda dapat saling berbagi ide dan berbagai macam metode untuk memperkaya kemampuan sehari-hari Anda sebagai penutur di negara Frankofon dan pengajar bahasa Prancis,” demikian Madame Eid.


“Anda juga dapat membagikan pengalaman anda mengenai nilai-nilai Frankofoni dan menceritakan betapa menyenangkannya menjadi pengajar Prancis”. Eid melanjutkan,”Kegiatan ini terinspirasi oleh cara pandang dan motivasi Anda sebagai pelajar bahasa Prancis, baik sebagai bahasa ibu, bahasa kedua, bahasa asing, maupun bahasa yang wajib dipelajari. Untuk itu kontribusi Anda sangat diharapkan untuk mengembangkan kebudayaan Frankofoni di dunia.”




Pidato ini viral di komunitas guru bahasa Prancis sedunia dalam dua hari ini. Penulis yang memantau akun-akun media sosial organisasi pengajar bahasa Prancis di lima kontinen, mendapati pidato ini diunggah di akun-akun media sosial mereka.


Sementara itu Tri Indri Hardini, Ketua PPPSI-APFI dalam Temu Maya Pengajar, Mahasiswa dan Siswa Bahasa Prancis se-Nusantara dengan Zoom, Kamis, 25 November 2021 ini menuturkan,“Hari ini kita berkumpul untuk merayakan profesi kita sebagai seorang guru. Kita patut berbahagia dan bangga dengan profesi ini. Kebahagiaan kita adalah bekerja dengan penuh kegembiraan. Dan kebanggaan kita yaitu berkontribusi untuk masa depan para pelajar yang kita didik.”


“Para pelajar bahasa Prancis memerlukan seseorang yang lebih berpengalaman untuk mengajarkan berbagai hal yang belum mereka ketahui dan asing, serta membantu mereka untuk memahami budaya Prancis dan Indonesia.” 


Madame Dini memimpin PPPSI-APFI untuk kedua kalinya setelah terpilih kembali pada Konggres PPPSI beberapa waktu yang lalu.


Julia Yang (Cina Taipeh), Presiden Komisi Asia-Pasifik FIPF juga memberikan sambutan video dengan memberi ucapan selamat,”Selamat merayakan Hari Guru Bahasa Prancis Internasional. Semoga perayaan ini dapat memperkaya pengetahuan kita dan menjadi perayaan yang menyenangkan,” kata Madame Yang.


Philippe Grangé, Atase Kerja Sama Bahasa Prancis di Indonesia, tampil berbicara dengan memotivasi para pelajar untuk mempelajari bahasa Prancis serta memotivasi para pengajar bahasa Prancis agar tetap memberikan fasilitasi pengajaran bahasa Prancis di lingkungan pendidikan. “Kita juga perlu mendukung para siswa untuk mencapai level A1 bagi siswa SMA/SMK/MA, dan setidaknya B1 bagi mahasiswa. Juga untuk memotivasi para Kepala Sekolah agar tetap mempertahankan bahasa Prancis sebagai  bahasa asing pilihan di sekolahnya,” kata M. Grangé merujuk pada DELF/DALF, tes kemampuan bahasa Prancis.




Turut tampil Stéphane Dovert, Dirketur Institut Prancis di Indonesia (IFI) dengan mengatakan,”Kita tidak perlu menjadi orang Prancis untuk mengajarkan bahasa  Prancis. Belajar atau pun mengajar bahasa Prancis tidaklah mudah. Saya mengapresiasi seluruh pengajar atau pun para pelajar bahasa Prancis atas penyebaran bahasa Prancis di Indonesia. Dan kecerdasan merupakan hal yang tidak ternilai harganya,” ujarnya memberi motivasi.



“Harus dapat beradaptasi, merupakan suatu hal yang penting. Hal yang kita lakukan kemarin, hari ini, besok, atau pun di masa yang akan datang tidak akan sama. Karena antusias menjadi kunci utama untuk mendukung pengajaran kita walaupun melalui pembelajaran jarak jauh,” kuncinya. 


***


COVID-19, bagaimana setelahnya? Inilah tema yang diusulkan FIPF tahun ini. Satu jawaban pasti, bahwa kita memiliki perjalanan panjang menuju pemulihan. Memang, tidak ada yang bisa menjamin kapan kita bisa lepas dari pandemi global ini. Selagi menunggu, kita harus hidup dengan COVID-19. Demikian rilis pers yang diterima penulis dari PPPSI-APFI.


Rilis itu melanjutkan,”Sejauh yang kita ketahui, kita telah mengambil langkah terpenting setelah penutupan sekolah, universitas, dan pusat bahasa: untuk terus bekerja dengan segala cara yang dapat dilakukan. Jelas bahwa dunia pendidikan telah terbukti mampu bertahan di masa pandemi ini dan kita telah menyadari betapa cepatnya perkembangan pendidikan jarak jauh dan daring. Pembelajaran jarak jauh, yang sebelum Covid-19 dianggap sebagai model pembelajaran tambahan, kini telah menjadi model pembelajaran nomor satu di dunia pendidikan. Cara kerja yang baru ini sudah berkembang dan telah berevolusi secara radikal.


Situasi ini telah menyebabkan kejutan, kebingungan, kesalahpahaman. Semua orang berhasil melewatinya tanpa kesulitan. Kreatifitas telah membawa kita pada tahap yang lebih baik.


Dihadapkan dengan pertanyaan yang diajukan oleh FIPF: COVID-19, bagaimana setelahnya?, kita harus melihat kembali segala hal yang kita lakukan selama pandemi. Apakah kita akan meninggalkan cara kerja yang baru ini, dengan segala karyanya, untuk kembali ke masa sebelum COVID-19 yang disebut dengan kehidupan normal? Akankah kita memanfaatkan pengalaman kita selama pandemi untuk memperkaya pengajaran tatap muka? Jika tidak, mengapa? Jika ya, bagaimana?


Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi perhatian organisasi ini saat ini. Inilah alasan mengapa PPPSI-APFI bekerjasama dengan Institut Français d’Indonésie (IFI) menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan untuk menemukan jawaban praktis tentang masalah ini. 



"Kami mengulasnya dalam sebuah gelar wicara bersama beberapa pengajar bahasa Prancis, Ketua PPPSI-APFI, Atase Kerjasama Bahasa Prancis, para pengajar yang mewakili universitas dan sekolah, serta pusat bahasa seperti Institut Français dan Alliance Française di Indonesia," kata rilis itu.


***


Pada perayaan kali ini PPPSI-APFI menggelar perlombaan bagi guru yaitu, membuat video pendek melalui TikTok atau Instagram TV untuk mengemukakan pendapat mereka tentang masalah ini. Untuk itu PPPSI-APFI telah membagi tema utama "COVID-19, bagaimana setelahnya?" dalam tiga topik utama berupa pertanyaan:

Bagaimana manfaat pendidikan jarak jauh setelah COVID-19?

Bagaimana pembelajaran daring dapat memperkaya praktik kelas tatap muka?

Bagaimana kita menerapkan pengalaman profesional kita selama pandemi pada praktik kelas tatap muka?



Related Posts

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Gempita Hari Guru Bahasa Prancis Sedunia di Indonesia Bersama PPPSI-APFI"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel