Inovasi "Masyarakat Keera Peduli Disabilitas" Tembus Top 50 Sulsel


Foto: Pekarangan Kantor Desa Keera, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.


WAJO-Dibesut dengan akronim Masker Pelita, dari untaian kata yang lebih panjang "Masyarakat Keera Peduli Disabilitas", inovasi paling anyar dari Wajo ini menembus lima puluh besar (Top 50) ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2022.


Ajang ini diikuti oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo dengan inovator Ruslan, S.Kep., Ns., M. Kes., Kepala UPTD Puskesmas Keera, Kabupaten Wajo kini.


Keera yang dimaksud pada inovasi layanan publik ini adalah Desa Keera, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Saat ini Desa Keera dinakhodai oleh Samsuridha, S.Sos sebagai kepala desa.


Sebagaimana diberitakan sebelumnya oleh kareba-celebes.com "Inovasi Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Berbasis Masyarakat" (edisi Senin, 2 Agustus 2021), terdapat 18 penyandang disabilitas di Desa Keera.


Data ini didapat oleh media ini dalam perbincangan dengan Ruslan, S.Kep., Ns., M.Kes., Kepala UPTD Puskesmas Keera tahun lalu.


Para kaum disabilitas ini terdiri dari disabilitas sensorik, fisik dan mental. Data menunjukkan, di desa ini hanya satu orang penyandang disabilitas yang ditangani, yakni satu ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).


Penyandang yang lain terlantar, tidak mandiri dan tidak diberdayakan Penyandang disabilitas adalah juga warga negara. Keseteraan sepatutnya dijunjung. Mereka juga punya hak terhadap pekerjaan dan layanan publik.


Dengan kondisi ini, Ruslan meluncurkan sebuah inovasi. Inovator Ruslan menyebutnya sebagai  Masker Pelita (Masyarakat Keera Peduli Disabilitas). Dalam ajang KIPP 2022, inovasi ini dikategorikan Pelayanan Responsif Gender.


Makanya isu gender tak luput dari inovasi ini. Bahwa perlakuan negara dan masyarakat terhadap penyandang disabilitas harus adil terhadap "dua-duanya" jender yang ada.


Inovasi ini berperan memajukan kesehatan fisik, mental dan kepercayaan diri kaum disabel.


Kekerasan terhadap kaum disabel juga menjadi perhatian inovasi ini. Inovator Ruslan memandang penyandang disabilitas sudah mulai berterima di masyarakat.


Blog ini sendiri pernah beranjangsana ke sebuah SLB (Sekolah Luar Biasa) dan melihat para penyandang tuna grahita, tuna rungu dan pengidap autis mendapatkan pendidikan yang layak di bilangan Pitumpanua. Banyak pula peserta didiknya dari Kecamatan Keera.


Selama ini jika kita menemukan ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) misalnya, mereka dibawa ke rumah sakit jiwa.


Kini, dengan inovasi ini, mereka cukup tetap di domisilinya dengan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM).


Masker Pelita mulai dicanangkan pada akhir 2018 dan dilaksanakan ada tahun 2019. "Banyak pihak yang terlibat dalam inovasi ini," ujar Inovator Ruslan memulai. Ada Kader RBM, para nakes, Pemdes, Kapus, dokter, pengelola gangguan indera dan fungsional, Program P2 Penyakit Tidak Menular, Program Kesehatan Jiwa, Program Perawatan Kesehatan Masyarakat, Program Promosi Kesehatan dan bidan di Desa.


Demi kelanjutan pascaprogram, penyandang disabilitas idealnya memiliki kartu jaminan kesehatan.


Para pemangku kepentingan dan masyarakat diharap mampu memediasi sehingga penyandang disabilitas dapat bekerja unit/usaha desa.


Inovator Ruslan memaparkan dampak nyata dari program ini.

"Ada lima orang yang sudah bisa mandiri dalam beraktifitas. Masyarakat sudah terbuka menerima mereka dan mulai berbaur dengan masyarakat."


Para penyandang disabilitas dilatih dan akhirnya memiliki keterampilan. Masyarakat pun menjadi makin peduli dengan mereka.


Bahkan lima orang ODGJ sudah tertangani dan tidak terlantar lagi! Para penyandang disabilitas ini, ada yang bekerja sebagai teknisi listrik, penjahit, pekebun dan pekerja lepas!


Lima ODGJ rutin ke Puskesmas pula. Masyarakat yang sebelumnya abai dengan mereka, mini mulai peduli.


Inovasi Masker Pelita ini menembus Top 50 pada ajang KIPP 2022 dan menjadi satu-satunya inovasi yang lolos dari Kabupaten Wajo. "Inovasi ini kembali akan ikut seleksi Top 30 KIPP Sulsel, mohon dukungannya," Ruslan berharap.




"Ini tidak luput dari peran Pemerintah Desa Keera yang mendukung implementasi inovasi ini," kunci Ruslan.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Inovasi "Masyarakat Keera Peduli Disabilitas" Tembus Top 50 Sulsel"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel