SMKN 7 WAJO & LALLISENG SEBAGAI DESA PELAJAR
Dulu kita alergi dengan anak STM yang membawa stigma tukang tawur, tukang kelahi, biang kerusakan di jalan-jalan. Kini stigma itu perlahan-lahan berubah. STM, SMEA dan sekolah-sekolah vokasi lainnya dilebur dengan satu nama: SMK. Ganti nama sangat berperan mengubah stigma. SMK membawa nama baru dengan harapan baru.
Desa Lalliseng, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan patutlah berbangga, di bilangan Maccifiiq Urangngé, Poleko, Dusun Abbanuangnge berdiri dengan gagah kawah candradimuka ilmu-ilmu teknik dan rekayasa (engineering): SMK Negeri 7 Wajo yang pada awal berdirinya bernama SMK Negeri 1 Keera.
Sebagai negara yang sedang membangun/berkembang (developing countries), Indonesia fokus mengurus infrastruktur. Untuk itu diperlukan para pekerja terampil dan terlatih. SMK adalah wadah menggembleng mereka memasuki dunia kerja.
Sekelumit Sejarah
SMK Negeri 1 Keera mulai menerima peserta didik baru pada pada Tahun Pelajaran 2015/2016. Jejak digital membuktikan, pembelajaran pertama dilangsungkan pada hari Senin, tanggal 27 Juli 2015 dengan menggunakan ruangan pertemuan Kantor Desa Lalliseng.
Beberapa hari seterusnya, para peserta didik angkatan pertama, yang selanjutnya tamat sebagai Alumni 2018, menumpang belajar sore di ruang laboratorium SMPN 3 Keera (Dusun Batuccokkong, Desa Lalliseng).
Tumpangan pembelajaran ini berlangsung satu semester, hingga akhirnya pindah ke kampus baru di Maccifiiq Urangngé, Poleko, Dusun Abbanuangnge.
Dua tahun sebelumnya, Drs. H. Ramli, M.T. merintis perizinan pendirian SMKN 1 Keera dan memulai pembangunan kampus sekitar pertengahan 2015 setelah pembebasan lahan yang penuh dinamika dan dialektika, hingga akhirnya dapat digunakan pada Januari 2016.
Jadi hingga kini, usia sekolah sudah sekitar 5 tahun. Pada angkatan perdana, Teknik Gambar Bangunan (TGB) dan Teknik Pembangkit Tenaga Listrik (TPTL) sebagai jurusan yang dapat dipilih peserta didik baru.
Pada tahun kedua muncul Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Selanjutnya diselenggarakan Teknik Sepeda Motor (TSM) yang kemudian menjadi TBSM (Teknik dan Bisnis Sepeda Motor).
TGB akhirnya berubah nomenklatur menjadi DPIB (Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan).
TPTL
TPTL adalah jurusan masa depan! Kena apa demikian? Listrik adalah kebutuhan dunia industri. Saat ini negara kita sedang giat-giatnya menambah pasokan listrik ke seluruh penjuru negeri. Olehnya itu diperlukan sumber-sumber energi baru dan terbarukan yang tidak lagi bergantung pada energi fosil.
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu, Tenaga Panas Bumi, Tenaga Surya, Tenaga Mikrohidro, Tenaga Nuklir, Tenaga Air dan sumber alternatif lainnya tentulah dibangun dengan memanfaatkan tenaga-tenaga terampil jebolan sekolah vokasi yang linier. SMKN 7 Wajo di Desa Lalliseng, Kecamatan Keera menjadi kawah candradimuka penggemblengan teknisi-teknisi pembangkitan listrik yang mumpuni.
Beberapa alumni telah berkiprah di bidang kelistrikan ini.
DPIB/TGB
Infrastruktur adalah landasan utama menuju negara maju (developed countries). Kita tiada dapat beranjak dari level "berkembang" ke "maju" tanpa tenaga-tenaga terampil di bidang rancang-bangun. Teknik Gambar Bangunan (TGB) yang sekarang disebut DPIB (Desain Pemodelan Informasi Bangunan) patutlah dianggap jurusan masa depan.
Jurusan yang lebih sering dipahami awam sebagai Teknik Arsiktektur dan Teknik Sipil di perguruan tinggi ini, sangatlah menjanjikan.
Kebutuhan akan juru gambar bangunan semakin hari semakin besar. Apalagi dengan penggunan teknologi digital dalam perancangan dan perhitungan RAB.
Jurusan DPIB SMKN 7 Wajo, hadir memenuhi kebutuhan akan teknik konstruksi dan rancang bangun ini.
TKR/TBSM (OTOMOTIF)
Evolusi kendaraan umat manusia masih tetap berlangsung. Kini, kendaraan ramah lingkungan mulai memunculkan prototipe-prototipenya dan belum diproduksi massal.
SMKN 7 Wajo hadir memberikan dasar-dasar otomotif bagi peserta didik. Era moderen perlahan membuat kita beralih ke kendaraan metik yang lebih "nyaman" dikendarai. Untuk itulah, SMKN 7 Wajo memberikan peluang bagi putra-putri Kecamatan Keera dan sekitarnya untuk menekuni otomotif. Kata "bisnis" pada TBSM menandakan pemberian peluang memahami bisnis otomotif.
RPL
"Teknologi cepat usang", sematan yang diberikan pada teknologi informasi dan komunikasi. Dunia saat ini sangat bergantung pada "perangkat lunak" (software).
Di tengah merebaknya wabah koronavirus, pembatasan sosial mengharuskan kita berkomunikasi dengan teknologi. Salah satunya dengan aplikasi videokonferensi atau telekonferensi.
Semuanya dilakukan dengan aplikasi. Aplikasi dibuat demi memudahkan kehidupan. Nah, aplikasi adalah bagian dari rekayasa perangkat lunak.
SMKN 7 Wajo sangat pro-masa kini dan masa depan dengan membuka kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).
Seiring berjalannya waktu, SMKN 7 Wajo semakin matang berbarengan dengan semakin majunya Desa Lalliseng, bumi tempaknya berpijak.
Kepala UPT SMKN 7 Wajo H. Mansur Abdullah, S.Pd, M.Si., bersama para pemangku kepentingan, bertekad membawa SMKN 7 Wajo dan Desa Lalliseng sebagai "ladang belajar" dan kawah candradimuka ilmu-ilmu teknik dan rekayasa menuju Lalliseng sebagai "Desa Pelajar". (ADVETORIAL)
0 Response to "SMKN 7 WAJO & LALLISENG SEBAGAI DESA PELAJAR"
Post a Comment