Membuat Mapel Bahasa Prancis Menarik Bagi Madrasah dan Pesantren
Abdul Wahab Dai
Pengajar Bahasa Prancis
Data menunjukkan bahasa Prancis digunakan di lima kontinen dengan 274 juta penutur. Bahasa bisnis terpenting ketiga. Bahasa ini mengalami kenaikan 7 persen jumlah penutur sejak tahun 2010 dengan 180 juta pengguna internet berbahasa Prancis. Bahasa Prancis menjadi bahasa media internasional kedua.
Dari segi pembelajaran bahasa Prancis, terdapat 900 ribu pengajar bahasa Prancis di seluruh dunia, 125 juta orang yang mempelajari bahasa Prancis dan menjadi bahasa kedua yang paling dipelajari di dunia (sumber: buklet Institut Français d’Indonésie).
***
Saat ini jumlah guru madrasah mata pelajaran Bahasa Prancis di Indonesia ada hanya 20-an dengan tiga kategori: PNS, PPPK (pemberkasan sedang berproses bagi mereka yang baru saja dinyatakan lulus seleksi), dan Honorer (sumber data: WAG Forum Guru Madrasah Bahasa Nasional/FGMN Bahasa Prancis).
Baca Juga
Ada beberapa alasan sehingga beberapa madrasah dan pesantren menolak dan tidak menyelenggarakan mata pelajaran Bahasa Prancis. Misalnya pengelola madrasah dan pesantren selalu mengatakan jika buku paket mata pelajaran untuk santri/pelajar atau siswa tidak ada.
Penulis pernah mengalami hal ini ketika mencoba menemui pengelola beberapa madrasah agar dibuka mata pelajaran lintas minat Bahasa Prancis dan penulis menawarkan diri untuk menjadi pengajar. Padahal bukannya tidak ada, mereka tidak tahu saja keberadaan dan cara mendapatkannya. Bahkan buku paket mata pelajaran Bahasa Prancis yang ada diterbitkan oleh penerbit-penerbit terkenal dalam negeri.
Komunitas pengajar bahasa Prancis nasional yang tersebar luas dapat membantu mereka mendapatkan buku paket ini merujuk pada kurikulum terkini yang berlaku.
Faktanya adalah buku paket mata pelajaran Bahasa Prancis tersedia untuk beberapa jenis sekolah menengah: SMA, SMK, MA, dan MAK (kecuali SLB).
Bahasa Molière ini pun saat ini sulit bersaing dengan mata pelajaran pilihan lain di madrasah-madrasah dan pondok-pondok pesantren di negeri ini. Bagaimana pun madrasah dan pesantren identik dengan bahasa Arab dan bahasa Inggris yang telah lama menjadi tren.
Tugas para pecinta bahasa Prancis dan sebagai jurnalis warga dan blogger atau pengelola laman adalah menulis hal ihwal bahasa Prancis dan segala keunggulannya dengan sudut pandang kita masing-masing agar kalangan pesantren bisa tertarik menyelenggarakan Bahasa Asing Lainnya ini, sebuah sebutan nomenklatur bagi mata pelajaran bahasa asing non-Inggris dalam konteks kurikulum nasional.
Bahasa Prancis juga mendapat stigma sebagai bukan bahasa religi. Faktanya di negeri-negeri muslim frankofon, bahasa ini telah menjadi bahasa dakwah. Kita sebagai komunitas pecinta bahasa Prancis harus memberi tahu kalangan pesantren dan madrasah bahwa mempelajari bahasa asing adalah sunnah (dikutip dari Tausyiah Junaedi, salah seorang guru bahasa Jepang pada sebuah webinar organisasi bahasa asing).
Padahal kini banyak alumni perguruan tinggi Islam dalam negeri yang mengirim dosen-dosennya belajar di perguruan tinggi asing negeri-negeri frankofon. Andai mereka sudah mempelajari bahasa Prancis sejak madrasah, mereka tidak tergagap-gagap lagi ketika harus memulai mempelajarai Bahasa Prancis Dasar.
Sekarang semua pecinta bahasa Prancis dapat mempromosikan bahasa asing yang dicintainya ini pada akun-akun media sosial mereka berupa tulisan. Kalau kita membuat artikel atau tulisan tentang pembelajaran bahasa asing, lalu kemudian kita kirim ke media arus utama, belum tentu mereka memuatnya.
Pada blog dan akun media sosial kita, kita bisa membuat tulisan sesuai selera kita dan sesuai sudut pandang kita dan pasti dimuat karena kita adalah pengendali akun media kita sendiri.
Terakhir, kita harus memperkuat penjenamaan diri dan citra diri sebagai pengajar bahasa Prancis.
Apa citra diri itu?
Harus selalu ada pembeda dengan pengajar lain bahwa kita bisa berbahasa Prancis. Pembeda itu ditandai dengan takarir-takarir dan pembaruan status di media sosial kita yang menggunakan bahasa Prancis misalnya. Toh mereka yang tidak memahami bahasa ini bisa mengetahui makna takarir kita dengan tinggal menekan “lihat terjemahan”.
Idealisme seorang frankofil atau pecinta bahasa Prancis adalah harus senantiasa mengajak orang lain, termasuk kalangan pesantren agar bahasa ini dikembangkan di madrasah-madrasah dan pondok-pondok pesantren kita dengan argumentasi dan pandangan kita sendiri yang kita sebarluaskan dengan tulisan.
Kita harus mengaktualisasikan diri sebagai diri yang bermanfaat sebagai pengajar bahasa Prancis dengan mempromosikan bahasa Prancis di pondok-pondok pesantren dan menulis tentang bahasa Prancis dan tentang pesantren adalah bagian dari aktualisasi diri kita.
Gambar: Buku Paket Mata Pelajaran Bahasa Prancis untuk SMA/SMK/MA/MAK.
0 Response to "Membuat Mapel Bahasa Prancis Menarik Bagi Madrasah dan Pesantren "
Post a Comment