Para Penolak Posyandu dan Menanti Kiat Kepala Desa Inrello


Abdul Wahab Dai

WAJO-Adanya selentingan kabar bahwa penolakan imunisasi di Posyandu Watti dengan alasan lain seperti alasan religi belum dapat dikonfirmasi.

Penulis hanya mendapatkan jawaban diplomatis misalnya "bayi demam pascaimunisasi".

***

Isu tentang sekelompok warga di Dusun Watti, Desa Inrello, Kecamatan Keera, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan yang menolak mendatangi layanan Posyandu sudah lama.

Persoalan ini sering dikeluhkan para nakes (bidan desa dan bidan puskesmas) yang ditugaskan di layanan Posyandu Teratai. Hal yang sama dilontarkan oleh beberapa kader kesehatan masyarakat (kader posyandu dan kader posbindu).

"Pernah kami hanya kedatangan enam sasaran," kata Kader Pembangunan Manusia atau KPM Inrello Haerunnisa yang ditugaskan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI di Desa Inrello. Kata "sasaran" merujuk pada target layanan yaitu ibu hamil, balita, dan kaum lansia.

Layanan Posyandu dan Posbindu Teratai di Dusun Watti dibuka setiap bulan dengan dua layanan: KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan Lansia (Lanjut Usia).

Gedung Posyandu ini menjangkau dua kampung yakni kampung Watti dan kampung Belawae.

Salah seorang sumber menyebutkan bahwa banyak ibu hamil dan ibu yang telah bersalin yang tidak datang gegara tidak mendapatkan izin dari suami mereka, bahkan tak mendapat izin dari kakek dan nenek sang bayi. Ada pula yang tidak rutin datang dan datang sesekali.

Banyak di antara mereka yang menolak balitanya diimunisasi dengan berbagai alasan. Yang paling sering adalah alasan bahwa bayi mereka demam pascaimunisasi.

Adanya selentingan kabar bahwa penolakan imunisasi di Posyandu dengan alasan lain seperti alasan religi belum dapat dikonfirmasi.

Penulis yang melakukan kunjungan langsung ke rumah-rumah warga penolak layanan posyandu rerata mendapatkan alasan "bayi demam pascaimunisasi".

Dusun Watti adalah kawasan yang berbatasan langsung dengan Teluk Bone di kaki Pulau Sulawesi. Dari tiga dusun yang ada di Desa Inrello, Dusun  Watti menjadi satu-satunya dusun yang memiliki garis pantai.

"Semua anak saya tak pernah disentuh bidan, mereka sudah besar dan sehat-sehat," kata seorang warga yang tinggal di kawasan pertambakan. Rumah tinggal mereka di kawasan tambak menyulitkan mereka keluar masuk pusat dusun.

Ya, Dusun Watti dikenal memiliki lahan tambak dan sawah. Selain petani, di Dusun ini ada 8 kelompok pembudidaya perikanan. Data ini diperoleh dari Bakhtiar, S.Pi, Penyuluh Perikanan Desa Inrello.

Ada pula pembudidaya rumput laut dan nelayan pada kategori perikanan tangkap.

Yang paling riskan adalah ada kabar bahwa ada warga yang menolak persalinan di sarana kesehatan dan lebih memilih bersalin di rumah sendiri.

Kabar ini belum bisa dikonfirmasi langsung, tapi beberapa kader kesehatan masyarakat menyebutkan hal ini benar adanya.

Padahal saat ini persalinan di sarana kesehatan menjadi syarat dikeluarkannya surat keterangan lahir yang akan berimplikasi terhadap pencatatan sipil. Bahkan disebut-sebut Buku Kesehatan Ibu dan Anak yang bersampul warna merah jambu atau karib disebut Buku Pink (pink: merah jambu) akan diminta saat seorang anak akan memasuki PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). 

"Buku KIA akan diminta saat pendaftaran calon peserta didik PAUD dan akan diberlakukan mulai tahun ini,"kata salah seorang guru PAUD anonim di Kecamatan Keera Sabtu, 25 Maret 2023 malam.

Jadi seorang bayi yang tidak lahir dengan bantuan bidan di sarana kesehatan akan kesulitan mendapatkan surat keterangan lahir yang menjadi dasar pembuatan akta kelahiran dan kartu keluarga.

Begitu pula bila diberlakukan secara ketat, seorang anak akan sulit diterima di PAUD, KB, dan TK bila tak punya buku KIA.

Di dusun ini telah berdiri kekar sebuah gedung posyandu berukuran jumbo yang dibangun pada masa pemerintahan Kepala Desa H. Umar dengan Dana Desa.

Persoalan penolakan imunisasi dan vaksinasi juga pernah terjadi pada masa puncak epidemi COVID-19. Saat itu Relawan Aman COVID-19 Desa Inrello turun gunung mengampanyekan pentingnya vaksinasi demi mencapai kekebalan komunal.

Di bawah komando babinsa Inrello Serka Charis Trisno, Jumat, 24 Maret 2023 lalu, dengan pemberitahuan kepada Kepala Desa Inrello Muh. Anwar Syahadat, para kader kesehatan masyarakat, bidan desa, pendamping gizi dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) menyambangi rumah-rumah warga Watti yang seharusnya datang ke layanan-layanan Posyandu.

Kepala Desa Inrello sendiri sudah punya kiat agar layanan Posyandu Teratai di Watti menjadi ramai. Kita nantikan!

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Para Penolak Posyandu dan Menanti Kiat Kepala Desa Inrello"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel